Tittle : Happy Birthday
Lenght : fluff ?
Author : mysky
Casts : Song Hye Ra (OC), Lee Donghae
Genre : Romance
Rating : General ?
“Donghae pabo-ya !”
Berulang kali Hye Ra
meneriaki nama lelaki bermarga Lee itu.
Lelaki yang sampai saat ini Ia tunggu. Dengan ponsel masih tergenggam di
tangan, Ia terus melihat ke arah jendela ruang tamu dari tempat duduknya
sekarang.
Hari ini adalah ulang tahun Hye
Ra, namun lelaki yang merangkap sebagai kekasihnya itu tak kunjung datang ke
rumahnya. Bahkan tidak ada pesan apapun dari Donghae. Sama sekali tak ada.
Hye Ra mengerang frustrasi. Ini
kali pertama Donghae melakukan ini padanya. Tidak berkunjung ke rumah seperti
biasa, dan tidak mengabarinya selama beberapa hari terakhir. Donghae tidak
pernah seperti ini sebelumnya, tidak di hari ulang tahun Hye Ra.
Hye Ra kembali memandang layar
ponselnya dan menekan beberapa nomor yang sudah ia hapal di luar kepala. Namun
tetap saja, suara operator disana yang menjawabnya.
“Aish, aku bisa gila !” erang Hye
Ra. Bagaimanapun ini membuat Ia khawatir sekaligus kesal.
Jam dinding berdenting
menunjukkan pukul 10, ini sudah cukup larut untuk menunggu Donghae. Hye Ra
mendengus kesal, Ia melangkah gontai
masuk ke kamarnya, merangkak ke tempat tidurnya dan menyembunyikan
tubuhnya di balik selimut. Menangis. Hye Ra pun tertidur dalam isaknya.
--+--
Seorang lelaki dengan setelan
kemeja biru gelap dan celana jeans panjangnya
sedang berdiri di depan pintu sebuah rumah, yang hanya terrlihat temaram
cahaya lampu di terasnya. Ragu, untuk memencet bel atau menerobos masuk. Ia
berdecak kesal, sesekali melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan
tangannya. Pukul 23.30.
Tanpa aba-aba lagi, lelaki
berusia 27 tahun itu membuka pintu perlahan. Masuk dengan hati-hati ke dalam rumah
Song Hye Ra, kekasihnya.
Tiba di depan pintu kamar Hye Ra,
ia menghembuskan nafasnya. Lee Donghae, lelaki itu tidak yakin apakah sesuatu
yang sudah ia persiapkan sebelumnya berjalan lancar atau sebaliknya. Ia gugup
dan gelisah.
“Hye Ra-ya...” panggilnya yang
sudah berada di sisi tempat tidur gadisnya. Hye Ra tak bergeming.
“saengil chukkahaeyo..” ucap
Donghae sambil membelai lembut pipi Hye Ra.
Merasa familiar dengan sentuhan
pada pipinya, Hye Ra terlonjak bangun dari tidurnya. Melihat Donghae dengan tatapannya
yang sendu. Tak di pungkiri, Ia rindu dengan tatapan itu. Ia begitu merindukan
sosok Lee Donghae.
“Kau.. Darimana saja kau? Kenapa
tidak mengaktifkan ponselmu?” cecar Hye Ra dengan mata berkaca-kaca. Ingin
memaki pria yang saat ini ada di hadapannya. Namun rasa khawatir lebih
mendominasi dari amarahnya.
“Aku menyiapkan ini untukmu”
Donghae memberikan sebuah kotak berukuran sedang kepada Hye Ra “saengil
chukkahaeyo” ucapnya tepat menatap manik mata Hye Ra.
Hye Ra tertegun, enggan menerima
kotak itu. Namun tatapan Donghae seperti menghipnotisnya.
“Apa ini?” tanya Hye Ra ketus. Bagaimanapun
dia masih kesal. Dan bodohnya,dia tidak bisa menyangkal bahwa Ia sangat bahagia
Donghae berada di sini.
“Maka dari itu, buka lah..” pinta
Donghae.
Dengan ragu Hye Ra membuka kotak
itu, terdapat sebuah kotak lagi. Namun kotak itu berukuran lebih kecil. Dan ada
sebuah surat di sana. Bukan. Tetapi sebuah undangan. Dengan seksama Ia membaca
tulisan yang tertera di undangan itu. ‘Wedding Invitation – Lee Donghae &
Song Hye Ra’
Hye Ra terbelalak tak percaya.
“Ini..”
“Saengilchukkahamnida Hye Ra-ya”
ucap Donghae sambil menggenggam tangan Hye Ra. Ia terdiam sesaat, masih menatap
manik mata Hye Ra. “Will you marry me ?” Dan kata-kata sakral itu meluncur
dengan indah dari mulutnya.
Hye Ra terdiam di tempatnya.
Terkejut sekaligus bahagia. Rasa haru menyeruak masuk ke dalam hatinya. Ia
masih tak percaya dengan apa yang di dengarnya. Lee Donghae baru saja
melamarnya. Memperhatikan lelaki yang sedang berdiri sedikit membungkuk dengan
menggenggam kedua tangannya. Ia terpesona. Donghae selalu bisa meluluh
lantakkan hatinya. Lupa akan bagaimana Donghae membuatnya menunggu, dan sialnya
Ia sangat mengagumi segala yang ada di diri lelaki ini.
“Maaf karena membuatmu menunggu”
ucap Donghae “Dan terima kasih atas segala yang kau berikan untukku” Lanjutnya.
“Jadi, maukah kau menikah denganku?”
Keduanya saling menatap. Donghae
dengan tatapan sendunya, Hye Ra dengan binar matanya. Hye Ra menghembuskan
nafasnya perlahan. Bukan karena sulit memberikan jawaban, tetapi Ia terlalu
malu untuk mengatakan ‘Ya’ ‘I will’ atau kata-kata sejenisnya.
“Kau sudah menyiapkan undangan
pernikahan, meski belum mencantumkan tanggal. Tapi kau sudah menuliskan dimana
tempatnya. Dan..” kemudian Hye Ra membuka kotak kecil bewarna biru tua itu. Sekali
lagi, ia terkejut. Cincin. Terdapat dua pasang cincin di dalamnya. “Bagaimana bisa
aku menolaknya?” ujar Hye Ra akhirnya. Hanya kata-kata ini yang bisa Ia
ucapkan, sebagai ganti kata-kata romantis lainnya.
Donghae tersenyum sambil
mengacak-acak rambut lurus Hye Ra. Gadis keras kepala yang mudah tersipu malu
ini selalu membuatnya gemas. “Tidak bisakah kau romantis sedikit dengan
jawabanmu?” gerutu Donghae.
Hye Ra bersungut kesal. “Kau mau
menikahiku atau tidak ?” seru Hye Ra.
“Tentu saja” sahut Donghae
kembali berdiri tegak.
“Saat kau melamar wanita,
setidaknya kau harus berlutut sambil menyematkan sebuah cincin di jarinya. Atau
memberinya bunga” sindir Hye Ra. Donghae memang bukan tipikal pria dengan kadar
keromantisan yang tinggi, dan Hye Ra tidak menuntutnya untuk berlaku seperti
itu. Ia hanya senang mennggoda Donghae.
“Aku sudah berusaha agar semuanya
terlihat baik” jawab Donghae tak mau kalah. Namun Hye Ra malah menyerangnya
karena Ia lupa membawa kue ulang tahun. “Aish..” Donghae merutuki dirinya.
Mereka mulai berdebat,
melampiaskan ego masing-masing. Meski malam semakin larut, mereka enggan
menyudahi pertikaian kecil tersebut.
“Kau membuatku nyaris gila karena
mengkhawatirkanmu”
“Maaf untuk itu..”
“Kau menyebalkan !”
‘CHUUU’
“YAK, Lee Donghae !!”
“Saranghae, Hye Ra-ya”
THE END